Selasa, 06 Mei 2014

Tidur Berjalan


kasus Tidur berjalan.


Sleep clinic

Jarod Allgood
Misteri tidur berjalan dianggap sebagai sebuah tindakan yang sangat mengganggu. Namun faktanya kebiasaan ini sangatlah berbahaya serta mengancam nyawa orang itu sendiri.

Di Kota Iowa, Amerika Serikat. Jarod Allgood dikenal sebagai pemain bola berbakat di siang hari dan memiliki kebiasaan tidur sambil berjalan pada malamnya. Menurut Sang ibunya Becky Allgood, semuanya berawal ketika Jarod masih kecil :

Sleepwalking listed as cause of death
“Dia sering tidur sambil berjalan dan tabiatnya amatlah menakuti saya. Saya sudah berkonsultasi dengan dokter-dokter tentang kebiasaannya dan semua dokter hanya mengeleng-geleng kepala tanpa mengetahui penyebab pastinya."

Ketika Jarod memasuki universitas, kebiasaanya masi tetap tidak berubah dan belum ada kejadian na'as soal kebiasaannya itu sampai pada suatu malam di bulan Februari 9 tahun 1993.
Malam itu Jarod mimpi berjalan dan keluar dari apartemen tempat dia tinggal. Mata Jarod terbuka lebar namun dia masih dalam keadaan tertidur. Dia berjalan dengan telapak kaki tanpa alas berjalan di aspal yang membeku. Para saksi yang melihatnya kemudian melaporkan kejadian ini dimana Jarod berlari seperti seorang pelari marathon malam itu.

Seorang ahli bernama Dr. Mark Mahowald yang mempelajari tentang mimpi berjalan menjelaskan :
“Orang-orang yang mampu tidur sambil beraktifitas dengan intens seperti yang dialami Jarod sering berada dibatas kesadaran antara tidur dan bangun; mereka memiliki cukup kesadaraan untuk beraktifitas secara intens, namun tidak memiliki kesadaran sepenuhnya atas resiko bahayanya tindakan-tindakan mereka." 

Dan pada malam itu Jarod mampu berjalan meliuk-liuk melewati mobil-mobil yang diparkir dan memiliki celah yang tidak begitu lebar dan setelah melewati sudut bangunan dia pun berlari tepat didepan mobil yang sedang melaju dan tertabrak. Jarod pun lansung tewas ditempat. Otoritas berwenang yang mengurus kasus ini pun menyatakan Jarod bunuh diri. Namun Sang ibunda tidak menerimanya, Ibu Jarod berbicara dengan teman sekamar Jarod dan mendapatkan fakta bahwa Jarod dbelakangan sering bermimpi sedang berlari dalam sebuah perlombaan.


Heidee Ruiz
Sang ibu mengulang kata-kata teman sekamar anaknya :
“Jarod berkata kepada saya 'Mimpi yang gila! Saya berlomba dengan seorang lelaki asal Bertrum dan bedanya adalah dia menggunakan mobil dan saya menggunakan kaki dan saya tentu saja berlari skencang yang saya mampu.'"
Orang-orang menoalak anggapan bahwa ini hanyalah kebetulan dikarenakan lokasi dimana Jarod terbunuh itu merupakan jalan menuju ke Kota Bertrum.

Becky Allgood yakin bahwa kejadian yang menimpa anaknya bukanlah bunuh diri.
Dr. Mark Mahowald pun setuju dan menyatakan:
“Kasus ini tidak terdapat unsur-unsur yang mendukung tindakan bunuh diri, tidak terdapat juga unsur depresi. Bahkan tidak ada bukti soal penggunaan obat terlarang maupun unsur alkohol. Satu-satunya penjelasan paling logis adalah akibat dari tidur berjalan."
Pada akhirnya, otoritas yang berwenang juga setuju dengan pendapat sang ahli. Jarod Allgood juga menjadi orang pertama dalam sejarah Kota Iowa dimana korban meninggal melalui kebiasaan mimpi berjalan yang diidapnya.

Seperti Jarod, Heidee Ruiz yang juga mengalami gejala mimpi berjalan:
“Saat saya mendengar kisah tentang Jarod Allgood, saya berpikir bahwa ada kemungkinan saya mengalami hal yang sama dan itu sangat menakutiku."

Heidee Ruiz juga merupakan seorang atlet. Di tahun 1991, dia merupakan siswi disebuah universitas dimana dia mendapatkan beasiswa, hal itu berakibat pada psikologinya dimana dia sering mendapatkan tekanan agar sanggup tampil lebih baik. Tekanan tersebut sepertinya masuk jauh kedalam pikirannya sehingga pada suatu saat dia mendapati dirinya sedang berlari sambil tidur :
“Saya tidak berlari buat orang-orang maupun sesuatu. Saya hanya berlari seakan kiamat telah tiba. Saya merasa ada monster dalam diri saya yang berusaha untuk keluar." 

Bonnie-Kay Calder, Ibunda dari Heidee menjadi saksi atas 2 kejadian mengerikan:
“Saya mendengarkan teriakan setelah suara tubrukan yang keras dari balik pintu kamar, saya mendengar 2 tubrukan keras itu. Saya harus memberitahu bahwa suara ketika diberlari dilorong rumah tersebut seperti terror, dan saya melihat wajahnya yang memerah bekas tubrukan itu sangatlah mengerikan. Sebagai seorang ibu yang tidak tahu harus berbuat apa agar sang anak tidak melukai dirinya lagi adalah hal yang mengerikan." 

Heidee pernah sekali melukai dirinya saat tidur berjalan:
“Salah satu hal paling mengerikan yang saya alami itu terjadi pada bulan agustus tahun 1995 dirumah ibu saya. Saya berjalan keluar dari tempat tidur saya dan mengambil sebuah langkah lebar dan saya menubruk langsung temboknya."
Dan tubrukan itu langsung merobek dahi kepala Heidee, dia pun kesakitan menahan kepalanya dan terlungkup di lantai.
Namun kejadian ini bagai titik balik buat Heidee:
“Saya memutuskan bahwa saya sudah tidak sanggup lagi mengalami hal ini. Saya takut pada diri sendiri dan berkata 'saya butuh mencari pertolongan.'"
  
Heidee pun mengobati dirinya di sebuah klinik terkemuka di California yang sudah terbiasa menangani masalah tidur berjalan: 
“Saya diberikan elektroda di seluruh kepala saya. Saya diberikan pengukur detak jantung di jari saya. Saya merasa saya benar-benar aneh seakan-akan saya berasal dari Mars. Suasananya sangat tidak nyaman, namun dalam test disana mereka harus mengerti apa yang sedang terjadi pada diri saya."

Heidee pun diperiksa oleh Dr. Clete Kushida di sebuah klinik di Stanford yang telah lama mendalami hal ini :
“Kami pun melihat apakah mampu menangkap tanda-tanda tentang tidur berjalan. Namun itu sangatlah sulit karena saya tidak mengalaminya setiap malam. Namun kita juga harus memastikan bahwa ini bukanlah gejala penyakit lainnya.

Dr. Kushida tidak menemukan adanya tanda piskologis dari tidur berjalan yang dialaminya. Namun dia mampu menunjukkan poin penting yang dapat mengakibatkan gejala yang dialami Heidee:
“Banyak sekali faktor-faktor yang dapat membangunkan gejala ini. Salah satunya pengambil alihan pikiran saat kita tertidur dan lainnya adalah stres yang dapat memicu kejadian ini.

Kedua kasus ini sangat mirip satu sama lain. Mimpi berjalan mereka dipicu oleh tekanan secara psikologis dan kurangnya tidur. Dan sampai sekarang Heidee dapat menekan gejala mimpi berjalannya melalui pengobatan dan psikolog yang dia temui secara berkala. Walaupun teori soal tidur dan mimpi yang telah dipelajari selama dekade namun para ahli masih sering bertanya-tanya karena rumitnya dan banyaknya kasus yang berbeda-beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar